Sunday 8 January 2012

Keperluan Mendekatkan Diri Kepada Allah

Mengapa kita perlu mendekatkan diri kepada Allah dengan bersungguh-sungguh?Bukankah Allah itu berada dekat dengan hamba-hambanya,malah Allah berada lebih dekat dengan kita daripada urat leher kita sendiri?

          Allah berkata"Wahai manusia!Bertakwalah kepada Tuhanmu kerana sesungguhnya goncangan Hari Kiamat itu adalah suatu kejadian yang benar.Ingatlah pada hari ketika kamu melihat goncangan itu,wanita-wanita yang sedang menyusukan anak lupa akan anak-anak mereka dan wanita yang hamil gugur kandungannya.Kamu melihat manusia dalam keadaan mabuk tetapi sebenarnya mereka tidak mabuk.Sesungguhnya azab Allah itu sungguh keras."(surah al-Hajj,ayat 1-2)

          Selepas Nabi Muhammad menerima wahyu Allah di atas,Imran bin Hussin menjelaskannya seperti berikut,"Ketika wahyu Allah itu diturunkan,Nabi Muhammad sedang berada dalam perjalanan.Beliau menyampaikan wahyu itu kepada sahabat dan bertanya,"Tahukah kamu, hari apakah itu?Para sahabat menjawab,'Allah dan rasulnya lebih mengetahui'.Nabi berkata,'Itu adalah hari apabila Allah berkata pada Nabi Adam,'Perintahkan rombongan manusia berangkat ke neraka!' Nabi Adam bertanya,'Berapa ramaikah manusia dalam rombongan ke neraka itu, ya Allah? Allah menjawab,'Daripada 1000,999 orang pergi ke neraka dan seorang sahaja masuk syurga!'

          Mendengarkan hal itu,kaum Muslimin yang bersama Nabi Muhammad ketika itu menangis.Kemudian Nabi Muhammad berkata,'Hendaklah kamu mendekatkan diri kepada Allah dengan bersungguh-sungguh.Jumlah 999 orang yang masuk ke dalam neraka itu diambil daripada orang-orang jahiliah sehingga cukup,Apabila jumlah itu tidak cukup,maka Allah mencukupkannya daripada golongan orang munafik.Perbandingan kamu semua dengan umat-umat lain umpama belang dikaki binatang ataupun belang diperut unta'.Akhirnya Nabi Muhammad berkata,'Aku berharap kamu(umatnya) menjadi sepertiga ahli syurga.'

          Daripada kupasan maksud surah Al-Hajj tadi kita dapat memahami dengan jelas mengapa kita perlu bersungguh-sungguh mendekatkan diri kepada Allah.Allah memberikan perintah yang cukup tegas kepada Nabi Adam sebagai manusia pertama ciptaannya bagi menghantar manusia ke neraka.Dengan demikian,kita mesti menanamkan tekad dan berusaha bersungguh-sungguh mendekatkan diri kepada Allah supaya kita dapat menduduki tempat yang satu di antara seribu manusia.

          Abu Yazid al-Busthami,seorang sufi yang tersohor pernah menjadikan satu ayat Al-Quran sebagai renungan yang dikaitkan dengan dirinya sendiri.Ayat 186 dari surah Al-Baqarah yang bermaksud,"Apabila hamba-hambaku bertanya tentang aku,wahai Muhammad,katakanlah sesungguhnya aku berada dekat dengan mereka.Aku kabulkan permohonan orang-orang yang berdoa apabila mereka berdoa kepadaku.Mereka hendaklah memenuhi perintahku dan beriman kepadaku supaya mereka memperoleh kebenaran." 

          Abu Yazid al-Busthani bermunajat kepada Allah dan bertanya,"Bagaimana aku hendak berjalan menuju ke sisimu, ya Allah?Allah memberikan hidayah kepada hambanya dan Abu Yazid merasakan jiwanya mendengar bisikan berikut,"Ketahuilah wahai Abu Yazid,sesungguhnya nafsumu adalah ibarat gunung yang tinggi,besar dan terjal."Nafsu manusia merintangi,membatasi dan menutupi hati manusia daripada Allah,kecuali nafsu yang dirahmatinya.Oleh itu,walaupun Allah menyatakan dia berada dekat dengan hambanya, ramai manusia tidak mampu merasakan kehadiran Allah itu.

          Setiap pelakuan manusia yang semata-mata dilakukan bagi memenuhi keinginan nafsunya menyebabkan manusia lalai kepada Allah sehingga mereka lupa diri,lupa pada misi dan visi mereka serta lupa kepada Allah sebagai pencipta sekali gus sebagai zat yang menghidupkan dan mematikan.Allah menegaskan,"Apa yang mereka kerjakan itu menutupi hati mereka."(surah al-Mutaffifin,ayat 14)

          Setiap orang yang berjalan menuju Allah tidak menemukan jalan alternatif yang mudah.Merek perlu menundukkan 'gunung' yang besar,tinggi,terjal,licin, dan penuh dengan onak duri.Oleh sebab itu,Nabi Muhammad menegaskan,"Bersungguh-sungguhlah kamu dan dekatkan diri kamu kepada Allah!"Ini kerana penghalang dan rintangan yang wujud di antara manusia dan Allah itu melekat serta menjadi satu dalam diri manusia itu sendiri.Di samping itu,manusia juga perlu menghadapi musuhnya yang nyata iaitu syaitan.Syaitan bertekad menyesatkan seluruh manusia daripada jalan yang perlu ditempuhnya bagi menuju Allah.

          Ketika Abu Yazid bermunajat kepada Allah,dia mendengar bisikan yang menyuruhnya menundukkan 'gunung' yang ada dihadapannya.Di atas gunung itu terdapat lereng-lereng yang curam,belukar yang lebat,banyak duri dan banyak pula perompak yang menakutkan.Kesemua ini mengganggu dan menghambat para musafir yang mahu menuju ke arah Allah.Di sebalik belukar itu,ada pula iblis dan syaitan yang selalu merayu kepada para musafir supaya mereka berpatah balik dan tidak meneruskan perjalanan.

          Semakin tinggi gunung yang didaki,semakin banyak rayuan dan ancaman syaitan yang menghalang.Apabila para musafir tidak mempunyai tekad yang kuat,mereka pasti berundur dan akhirnya kalah.Namun apabila perjalanan,lama-kelamaan mereka pasti melihat cahaya yang terang benderang iaitu nurun'ala nurin yahdillahu linurihi man yasya' yang bermaksud cahaya diatas cahaya ataupun cahaya yang berlapis-lapis.Dalam hal ini,Allah memberi petunjuk kepada orang-orang yang dikehendakinya.(surah an-nur,ayat 35)

       Ketika cahaya Allah memancar ke dalam hati para hamba-hambanya,mereka dapat melihat petunjuk-petunjuk yang terdapat di sepanjang jalan yang mereka lalui.Mereka melihat tempat-tempat yang aman dan jauh daripada ancaman.Tempat-tempat itu teduh dan mempunyai telaga-telaga yang berair jernih.Para musafir dapat melepaskan lelah dan dahaga mereka di sini.Apabila mereka meneruskan perjalanan,mereka bertemu pula dengan kenderaan ar-Rahman yang membawa mereka bertemu dengan Allah.Allah pasti memberikan imbangan yang sewajarnya kepada mereka.

     Nafsu yang suka kepada keindahan duniawi ibarat gunung yang tinggi dan terjal.Puncak gunung itu penuh dengan onak duri,lembah jurang,binatang busa yang berbahaya serta syaitan yang menghembuskan keraguan dan ketakutan dalam hati manusia.Pada hakikatnya,mereka yang menuju Allah tidak dapat menghindari gunung itu.Oleh sebab itulah,mereka perlu menundukkannya.

     Senjata yang dasyat dan kekautan yang berkesan bagi menundukkan 'gunung nafsu' itu adalah berzikir kepada Allah.Tenaga yang perlu kita sediakan bagi menempuh perjalanan itu pula adalah iman.Kita juga perlu yakin dan percaya kepada diri sendiri umpama minyak yang menerangi pelita yang kita bawa dalam perjalanan itu.Dengan itu,barulah kita dapat terus dapat mendaki dan menundukkan gunung besar yang ada dihadapan kita demi menuju Allah.Jangan sekali-kali kita berundur.Akhirnya apabila kita sampai ke hadirat Allah,pasti kita berasa tenteram dan damai.

No comments:

Post a Comment